PEMAIN SEPAKBOLA DAN MODUS PENGGELAPAN PAJAK




Anda penggemar sepak bola? Sebagian besar kaum pria bisa jadi menjawab iya. Eforia dan kemeriahan sepakbola selalu menyedot perhatian banyak kalangan. Deretan pemain sepakbola top dunia selalu menjadi buah bibir dan bahan liputan berbagai media baik lokal maupun internasional. Apalagi dalam masalah gaji para pesepakbola internasional yang sangat fantastis.
Sebut saja lionel Messi, menurut media asal Prancis, L'Equipe, menyebutkan bahwa Lionel Messi merupakan pemain sepak bola dengan gaji tertinggi sebelum dipotong pajak dengan nilai gaji 7,3 juta pound sterling per bulan atau senilai Rp 131,8 miliar. Urutan kedua menurut L’Equipe diduduki oleh Ronaldo, andalan Juventus, yang menerima bayaran 4,1 juta pound sterling atau Rp 74 miliar perbulan. Penghasilan gaji pemain tersebut belum termasuk pendapatan dari hak citra diri dan sponsor lainnya.
Sehubungan dengan itu, nilai gaji yang fantastis nampaknya tidak menjadikan pesepakbola taat dan patuh atas kewajiban membayar pajak penghasilannya. Justru dengan nilai gaji yang sangat fantastis menjadikan para pemain bola top internasional tersandung kasus pajak. Memang, besaran gaji yang sangat fantasitis menjadi sasaran empuk otoritas pajak negara setempat yang sudah pasti tidak akan dibiarkan lolos dan selalu dalam pengawasan.
Tercatat dalam beberapa tahun terakhir, pesepakbola internasional yang bermain di liga spanyol menjadi bidikan otoritas pajak spanyol. Besarnya gaji pesepakbola liga spanyol dari klub dan pendapatan dari sponsor menjadi bidikan empuk untuk meningkatkan pendapatan negara spanyol dari sektor pajak. Tidak hanya Spanyol, Negara lainpun juga tidak mau ketinggalan untuk membidik dan mengawasi potensi pendapatan pajak dari penghasilan para pemain sepakbola.
Berikut deretan nama nama pemain sepakbola internasional yang pernah diduga penggelapan pajak :
Ø  Xabi Alonso
Pemain dengan nama Xabi Alonso pernah terjerat kasus tuduhan penggelapan pajak di Spanyol. Sebagaimana berita yang dirilis Fox Sports, otoritas pajak Spanyol menganggap Alonso tidak melaporkan sebagian penghasilannya yang bersumber dari image rights-nya. Akibatnya, mantan pemain Real Madrid dan Bayern Munchen tersebut diduga kurang membayar pajak sebesar 3 juta USD atau setara Rp 43 Miliar.
Namun Alonso mengelak atas tuduhan otoritas pajak Spanyol. Bahkan Alonso memilih membawa kasusnya ke pengadilan. Pemerintah Spanyol pun mengancam akan menjatuhkan hukuman 5 tahun penjara bila Alonso terbukti bersalah atas tuduhan itu. Jaksa penuntut umum bahkan mengajukan hukuman yang lebih berat, yakni 8 tahun. Jaksa penuntut umum juga mencari celah untuk menjatuhkan denda kepada Xabi Alonso atas tunggakan pajak yang dianggapp sebagai kurang bayar tersebut.
Ø  Cristiano Ronaldo
Pemain bintang Juventus ini juga punya pengalaman pahit dengan otoritas pajak Spanyol. Ronaldo dinilai terbukti telah menggelapkan pajak selama empat tahun antara 2011 dan 2014 saat masih bermain untuk Real Madrid. Dalam kurun waktu tersebut, jumlah pajak yang tidak dibayar sebesar 14.768.897 euro. Akhirnya, Crintiano Ronaldo dinyatakan bersalah oleh hakim pengadilan Madrid pada Selasa 22 Januari 2019 terkait kasus penggelapan pajak ketika masih berseragam Real Madrid tersebut.
Walhasil, Ronaldo divonis 23 Bulan Penjara. Namun hukuman tersebut akhirnya ditangguhkan karena Namun sebelumnya Cristiano Ronaldo tidak pernah melakukan tindak kejahatan yang membahayakan pihak lain. Walau demikian, bintang Juventus tersebut setuju membayar denda sebesar 18,8 juta euro atau sekitar Ro 303,6 miliar pada Mei 2019 lalu untuk menyelesaikan kasus penggelapan pajak yang melilitnya.
Ø  Lionel Messi
Lionel Messi sebagai pemain bintang internasional yang masih berseragam Barcelona juga tidak luput dari investigasi otoritas pajak negara Matador. Lionel Messi mulai berkarier secara profesional di Barcelona sejak 2005 lalu. mulai saat itu pula, otoritas pajak Spanyol menemukan keanehan dan ketidak wajaran kewajiban pajak yang harus dibayarkan Messi.
Lambat laun akhirnya otoritas pajak Spanyol menemukan modus penggelapan pajak yang dilakukan oleh Messi dan ayahnya, Jorge Messi. Penggelapan tersebut terungkap setelah pihak berwenang Spanyol menuduh Messi dan ayahnya Jorge Messi menggunakan perusahaan dari tiga negara seperti Uruguai, Swiss, dan Belize untuk mengurangi pajak Messi selama bermain di Barcelona. 
Terkait kasus tersebut, Lionel Messi mencoba mengajukan banding pada April 2017 silam lalu ke Mahkamah Agung Spanyol. Akan tetapi usahanya dalam banding tersebut di tolak dan Messi tetap dijatuhi hukuman pada Kamis 25 Mei 2017. Hukuman yang ditetapkan kepada Messi adalah 21 bulan penjara dengan denda uang senilai 1,75 juta poundsterling atau sekitar Rp 30 miliar. Adapun hukuman yang diterima ayah Messi dikurangi menjadi 15 bulan karena dirinya bersedia untuk mengembalikan pajak yang digelapkan dan tambahan denda sebesar 1,3 juta poundsterling atau sekitar Rp 22 miliar.
Ø  Radamel Falcao & Fabio Coentrao
Otoritas Pajak Spanyol kembali mengincar dua pemain top yang pernah bermain di liga spanyol atas dugaan kasus penghindaran pajak. Kali ini, tuntutan hukum dijatuhkan kepada Radamel Falcao (waktu bermain di Atletico Madrid) dan Fabio Coentrao (waktu bermain di Real Madrid). Otoritas Pajak Spanyol telah menuntut Radamel Falcao, yang kini bermain di klub Galatasaray, karena menipu otoritas pajak Spanyol sebesar €5,66 juta atau sekitar Rp 83,2 miliar dari tahun 2012 sampai 2013. Sementara itu untuk kasus Fabio, otoritas pajak  menuduh Fabio Coentrao menipu hampir €1,29 juta atau Rp18,9 miliar pada 2011.

Menurut informasi yang dirilis dari otoritas pajak spanyol mengungkapkan bahwa Modus yang dilakukan Falcou dan Fabio dalam penggelapan pajak dengan cara menyembunyikan uang penghasilannya dengan membentuk sebuah perusahaan offshore di negara lain. Falcao dituduh secara illegal menyembunyikan pendapatan pribadinya dan menghindari pajak atas hak citranya setelah menandatangani kontrak dengan Atletico Madrid pada 2011. Falcau juga diduga telah mendirikan dua perusahaan yang terletak di Kolombia yang bernama Business Tiger dan di British Virgin Island yang bernama Fardey Overseas yang bertujuan untuk menyembunyikan pendapatan dari hak citranya. Adapun Fabio Coentrao dituding telah mendirikan perusahaan yang berlokasi di Irlandia dan Panama yang juga bertujuan untuk menghindari pajak atas penghasilan dari hak citranya.  
  


Previous
Next Post »
Thanks for your comment