Toko Ritel Berusia 132 Tahun, Akhirnya Tumbang !














Seperti biasanya, sebelum memulai aktivitas kerja harian, saya memang sempatkan untuk membaca berita seputar ekonomi dan bisnis baik nasional maupun mancannegara. Ya, setidaknya dengan membaca berita seputar itu saya bisa menimba ilmu dan menambah wawasan dalam menggeluti aktivitas professional di perusahaan. Kebetulan tadi pagi saya membaca sebuah berita seputar ekonomi dan bisnis mancanegara. Ya, untuk hari ini kebetulan mata saya tertuju pada berita yang membuat saya selalu berfikir beginilah dunia bisnis, tak peduli seberapa lama perusahaan itu berdiri, pasti akan tutup atau bangkrut bila tidak bisa menyesuaikan dengan kemajuan tekhnologi





Berita yang saya baca kali ini adalah berita tentang Perusahaan besar yang terkenal dengan menaungi toko ritel dengan brand Sears. Sears, Roebuck and Company adalah nama toko serba ada berantai asal Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1886. Pendirinya bernama Richard Sears dan Alvah Roebuck. Di Kanada, Sears memakai nama Sears Canada, sedangkan di Meksiko memakai nama Sears Mexico. Perusahaan ini berkembang dari bisnis menjual barang melalui pos menjadi pedagang eceran terbesar di Amerika Serikat pada pertengahan abad ke-20. Dan pastinya sudah memiliki puluhan ribu toko ritel yang tersebar di berbagai tempat. Dan yang perlu diingat adalah Perusahaan ini Perusahaan yang sudah berusia 132 Tahun dan sekarang toko ritel Itupun Tumbang....






Begitulah bisnis, lagi lagi distrupsi terus memakan korban, kali ini adalah toko ritel yang sudah memiliki nama besar “Sears”. Dan kita masih ingat sebelumnya Toys “R” Us, 7-eleven, Matahari dan toko toko madern lainnya (yang belum sempat saya baca) juga sudah tumbang mendahului “Sears”. Berita tentang tutup dan kebangkrutan “Sears” ini sudah didaftarkan di Federal Courts New York. Dan, tampaknya akan ada pemotongan dan negosiasi utang. Menurut New York Times, Sears sedang berbicara dengan ESL Investment, untuk menambah utang 300 juta dollar lagi. Sears memang punya mimpi untuk tetap hidup. Tapi ya dunia digital sangat mendisrupsi ritel




Sekedar informasi saja, Sears ini toko ritel yang besar. Kini, masih ada 700 toko dengan 68.000 tenaga kerja. Tapi satu dekade lalu masih ada 302.000 tenaga kerja. Dan, entah kemana mereka semua kini? Itulah yang dihadapi oleh jaringan toko ritel yakni disrupsi digital yang memakan banyak korban. Gimana beradaptasinya? Ya toko ritel bisa saja berubah jadi toko online tapi masalahnya tenaga kerja bakal terpangkas banyak. Tentu tetap dibutuhkan pekerja seperti packaging atau logistik tapi tetap pekerja di toko bakal banyak berkurang. Ya itu fakta yang harus dihadapi. Suka atau tidak suka, bukan saja perusahaan yang harus beradaptasi tapi para pekerja itu sendiri. Para pekerja yang harus membekali diri dengan skill baru




Wal Akhir, bagaimana dengan nasib toko ritel di Indonesia seperti Indomart, Alfamart, Toko Basmalah ( toko ritel milik Koperasi sidogiri ), 212 Mart, Kita Mart dan lainnya?? Apakah sudah siap melawan dan menghadapi era disrupsi saat ini?? Ini jawabannya ada di masing masing pelaku bisnis ritel, tapi saya yakin era disrupsi ini sudah dipersiapkan secara matang di masing masing perusahaan toko ritel Indonesia.  Semangat !! Mari Lanjutkan aktivitas dan terus berkarya

Previous
Next Post »
Thanks for your comment