SEMANGAT PERJUANGAN DAKWAH NABI NUH UNTUK INDONESIA





وَلَقَدْ أَرْسَلْنا نُوحاً إِلى قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلاَّ خَمْسِينَ عاماً فَأَخَذَهُمُ الطُّوفانُ وَهُمْ ظالِمُون . فَأَنْجَيْناهُ وَأَصْحابَ السَّفِينَةِ وَجَعَلْناها آيَةً لِلْعالَمِين (العنكبوت 14-15 )

sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim. Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang berada di kapal itu, dan Kami jadikan peristiwa itu sebagai pelajaran bagi semua manusia

Saya melihat ( ini perspektif pribadi) ayat di atas sangat cocok untuk menjadi renungan bagaimana perjalanan dakwah nabi Nuh yang sangat lama. Perjuangannya terus digelorakan dan tiada bosan dan capek untuk menyampaikan risalah kepada umatnya. 950 tahun masa perjuangan bukan waktu yang singkat walaupun hasilnya hanya 60 orang yang beriman kepada Allah SWT dan selamat mengarungi banjir dengan perahu nabi nuh


Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat tersebut adalah hiburan sekaligus penyemangat untuk Nabi Muhammad dan semua umat islam ketika menghadapi susah dan putus asa dalam berjuang di jalan Allah.  Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW sedang berdakwah menyebarkan islam di Mekah dengan cara sembunyi-sembunyi. Namun dakwah nabi menghadapi banyak hambatan dan rintangan yang mengharuskan para pengikutnya untuk hijrah ke negara Habsyah ( Etopia sekarang). Adapun Dr Wahbah az Zuhaili dalam “TafsirMunir” juga menyebutkan bahwa ayat di atas merupakan penyemangat untuk nabi Muhammad SAW yang merasa putus asa untuk mengajak orang orang mekah masuk islam. Maka Allah menceritakan bahwa para nabi sebelum nabi Muhammad telah diberi cobaan dalam berdakwah dan berjuang khususnya nabi Nuh. Bahkan Dr Wahbah Az Zuhaili  menyebutkan bahwa tidak ada cobaan dakwah yang lebih berat dialami oleh para nabi kecuali cobaan dakwah dan perjuangan yang dialami Nabi Nuh.

Dari tafsir ayat tersebut, kita bisa mengambil hikmah. Pertama bahwa dalam ladang perjuangan (apapun bentuknya) akan mengalami suatu masa dimana para pejuang akan mengalami putus asa, kebosanan dan tidak semangat. Dr Wahbah az Zuhaili menyebutkan bahwa hal semacam itu pasti terjadi dan merupakan sunnatul hayat ( hal lumrah dalam kehidupan). Kedua, para pejuang, pendakwah ataupun aktivis islam yang mengalami hal semacam di atas dianjurkan untuk membuka dan menelaah kembali kisah perjuangan  para pendahulu baik dari quran, hadits, kitab sejarah islam maupun buku sejarah Indonesia agar bisa menetapkan hati tetap istiqomah dalam semangat perjuangan. Termasuk bagi para aktivis islam yang mulai redup api perjuangannya. Oleh karenanya, saling mengingatkan tugas dan ladang perjuangan diantara sesama adalah sebuah keharusan sambil terus dikuatkan dengan sejarah sejarah perjuangan masa lalu.

Diantara ladang ladang perjuangan para aktivis yang mulai redup saat ini adalah berkontribusi membangun Indonesia dengan berbagai cara yang memungkinkan. Disadari atau tidak, pada dasarnya Indonesia masih sangat membutuhkan kontribusi kita semua dalam berbagai macam sektor. Kondisi Indonesia tidak sedang baik baik saja. Sebagai negara yang besar dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia, pastinya Indonesia memiliki PR yang sangat banyak baik disektor pendidikan, ekonomi, keamanan, kesehatan dan lainnya. Tentunya mengatur, membenahi dan menyelesaikan butuh kontribusi dari berbagai pihak termasuk para generasi muda.

Hingga saat ini, Kondisi Indonesia masih belum ideal. Sebut saja di sektor ekonomi,  Pada bulan September 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 26,58 juta orang (10,12 persen), berkurang sebesar 1,19 juta orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang sebesar 27,77 juta orang (10,64 persen). Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2017 sebesar 13,47 persen pada September 2017 (BPS,2017). Adapun pengangguran masih cukup tinnggi. Dalam setahun terakhir, pengangguran bertambah 10 ribu orang, sementara tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun sebesar 0,11 poin. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 11,41 persen (BPS,2017)

Di bidang pendidikan, masih banyak anak anak indonesia yang putus sekolah. Menurut data Kemdikbud pada tahun ajaran 2016/2017  ada sebanyak 39.213 anak tingkat SD, 38.702 anak tingkat SMP dan 36.419 anak tingkat SMA dan 72.774 anak tingkat SMK yang putus sekolah. (Kemdikbud.go.id)

Dari penjelasan di atas, api semangat perlu kita hidupkan lagi dengan mengingatkan PR-PR yang sangat membutuhkan bantuan. Generasi generasi pejuang kita (yang mungkin lupa) perlu diingatkan bahwa definisi “jihad” saat ini adalah berjuang untuk membantu sesama. Bukan jihad dengan mengangkat pedang atau senjata, tapi jihad membantu mengurangi kesulitan yang dialami sesama seperti saudara di Asmat papua dan memberikan penghidupan bagi masyarakat miskin. Kita, Generasi pejuang ( termasuk saya ) perlu menghidupkan lagi api semangat perjuangan dalam kehidupan sehari hari. Kita juga perlu mengecas spirit perjuangan yang mulai “lowbat”. Dan terkahir kita perlu menyadarkan bahwa Allah SWT telah menyiapkan upah yang sangat “wah” untuk para pejuang yang selalu berjuang untuk memberikan manfaat kepada sesama dan sekitar.

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم قال من نفس عن مؤمن كربة من كرب الدنيا نفس الله عنه كربة من كرب يوم القيامة ومن يسر على معسر يسر الله عليه في الدنيا والآخرة. 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad SAW. Nabi Berkata : “Barangsiapa melapangkan seorang mukmin dari salah satu kesusahan dunia, maka Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Dan barangsiapa meringankan penderitan orang lain, maka Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).

Masihkah kita tidak berjuang untuk membantu sesama ?? 


Previous
Next Post »
Thanks for your comment